KOREK API
Apa yang mana
Dan yang mana apa
Huh
PERJALANAN
4.
dan sekalikali pun bahkan
tak kukisahkah tangis ini padamu
tangis karena hantaman tinju keras
angin selatan pada tengkukku
angin selatan adalah saksi sebuah
pertemuan singkat dan secuil
kecerobohan yang tak menyisahkan tanah sedikit pun
karena angin di setiap hembusannya
sematamata angin
peresah akan mengkidungkan lagu dukacita
penceria akan mensajakan harapan
(sedangkan aku masih sempat mengaromai deodorant extreme
for men bercup biru dari ketiak lelaki kurus berkemeja pasar impres yang
berhimpit berdiri dengan gadis berkulit pualam berjepit rambut
merah kereta api listrik ekonomi non ac di sebuah halte tua dekat
proyek pembangunan mall yang belum rampung)
dan angin
angin pada dirinya
hanyalah hembusan udara
yang melintasi lintasan waktu
mengisi ruangruang yang kosong
ruangruang yang kosong
jalan raya bogor, 3/3/2011
KERETA
dingin dan sengsara
malam selalu gelap
dingin dan sengsara
depok; masa lalu pelangi
depok; matahari merah senja
depok; rimis senja berpelangi
2010-05-14
*Catatan: Puisi “Korek Api” di atas pernah dipublikasikan di portal Radar Seni, yang kini sudah tak aktif lagi, bersama enam puisi saya lainnya. Ketiga puisi di atas tidak saya sertakan di dalam buku kumpulan puisi saya, Sudah Lama Tidak Bercinta Ketika Bercinta Tidak Lama.